Friday, April 5, 2013

MASALAH PELAYANAN KESEHATAN DALAM TINGKAT KESEHATAN PRIMER



 BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
            Puskesmas adalah suatu persatuan kesehatan fungsional merupakan, pusat pengembangan kesehatan masyarakat disamping juga membina peran serta masyarakat, memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Oleh karena itu puskesmas diharapkan dapat menjadi tempat untuk memperbaiki kesehatan masyarakat Indonesia.
            Tetapi dalam kenyataannya puskesmas tidak dapat memenuhi fungsinya dengan baik. Apalagi puskesmas yang berada di desa-desa kecil. Banyak keluhan masyarakat desa yang mengatakan tentang masalah pelayanan, tenaga medis serta manajemen puskesmas yang masih buruk dan tidak bisa memberikan pelayanan secara maksimal kepada masyarakat Indonesia.
   Solusi yang tepat untuk masalah puskesmas sangat diperlukan untuk kemajuan puskesmas serta kemajuan kesehatan masyarakat. Dalam makalah ini penulis mengangkat tentang masalah dalam pelayanan kesehatan tingkat kesehatan primer yaitu keefektifan puskesmas bagi masyarakat Indonesia.

1.2.Rumusan Masalah

1.2.1.                Apa saja masalah yang terdapat di puskesmas?
1.2.2.                Apa penyebab terjadi masalah di puskesmas?
1.2.3.                Bagaimana solusi untuk menyelesaikan masalah di puskesmas?


1.3.Tujuan

1.3.1          Tujuan Umum

Untuk mengetahui masalah dalam pelayanan kesehatan tingkat kesehatan primer yaitu keefektifan pelayanan puskesmas bagi masyarakat indonesia.

1.3.2.         Tujuan Khusus

Untuk mengetahui apa saja masalah yang ada di puskesmas, penyebab dan solusi untuk menyelesaikan masalah di puskesmas.

 
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian

      2.1.1. Pengertian Kesehatan Primer/PHC

Kesehatan Primer/PHC adalah strategi yang dapat dipakai untuk menjamin tingkat minimal dari pelayanan kesehatan untuk semua penduduk.

2.1.2. Pengertian Puskesmas

Puskesmas adalah suatu unit pelaksana funsional yang berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatannya secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu.

2.2. Masalah yang muncul di puskesmas
                
            Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan bagi masyarakat karena cukup efektif membantu masyarakat dalam memberikan pertolongan pertama dengan standar pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang dikenal murah seharusnya menjadikan Puskesmas sebagai tempat pelayanan kesehatan utama bagi masyarakat, namun pada kenyataannya banyak masyarakat yang lebih memilih pelayanan kesehatan pada dokter praktek swasta atau petugas kesehatan praktek lainnya. Kondisi ini didasari oleh persepsi awal yang negatif dari masyarakat terhadap pelayanan Puskesmas, misalnya anggapan bahwa mutu pelayanan yang terkesan seadanya, artinya Puskesmas tidak cukup memadai dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, baik dilihat dari sarana dan prasarananya maupun dari tenaga medis atau anggaran yang digunakan untuk menunjang kegiatannya sehari-hari. Sehingga banyak sekali pelayanan yang diberikan kepada masyarakat itu tidak sesuai dengan Standar Operating Procedure (SOP) yang telah ditetapkan. sikap tidak disiplin petugas medis pada unit pelayanan puskesmas juga menjadi sebuah masalah. Masyarakat selalu diperlakukan kurang baik oleh para petugas medis yang dinilai cenderung arogan, berdalih terbatasnya persediaan obat-obatan pada puskesmas telah menyebabkan banyak diantara pasien terpaksa membeli obat pada apotik. Tidak hanya hal-hal yang telah diungkapkan di atas, lebih dari itu, masih ada permasalahan yang muncul di lingkup puskesmas, misalnya: Jam kerja Puskesmas yang sangat singkathanya sampai jam 12.00 WIB dan tambahan waktu lembur sampai jam 14.00 WIB, kemampuan keuangan daerah yang terbatas, puskesmas yang kurang memiliki otoritas untuk memanfaatkan peluang yang ada, puskesmas belum terbiasa mengelola kegiatannya secara mandiri, serta kurangnya kesejahteraan karyawan yang berpengaruh terhadap motivasi dalam melaksanakan tugas di puskesmas.


2.3.  Penyebab terjadinya maslah di puskesmas

2.3.1. Pelaksanaan manajemen yaitu merupakan hal penting yang menentukan dalammencapai tujuan yang efisien dan efektif dari tujuan Puskesmas. Dapat dikatakan juga bahwa kurangnya pengetahuan para Kepala Puskesmas dan rendahnya disiplin/etos kerja staff, menjadikan unsur manajemen ini tidak berjalan. Tentu hal ini menghambat kinerja.

2.3.2. Sarana dan prasarana di puskesmas di Indonesia terkesan tidak diperhatian oleh pemerintah dengan alasan wilayah geografis yang sulit untuk dijangkau, sehingga sarana dan prasarana yang ada di dalam Puskesmas sangat terbatas, baik berupa alat medis maupun obat-obatan. Hal ini terjadi akibat dari sumber keuangan yang dimiliki Puskesmas terbatas sehingga mutu pelayanan puskesmas pun menjadi rendah karena tidak sesuai dengan standart kesehatan.

2.3.3. Tenaga medis: Jumlah tenaga medis yang sangat sedikit mengakibatkan ketidakmampuannya melaksanakan program dari Dinas Kesehatan.

2.4. Solusi untuk menyelesaikan masalah yang ada di puskesmas
Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan yang terinstitusionalisasi mempunyai kewenangan yang besar dalam menciptakan inovasi model pelayanan kesehatan di daerah. Untuk itu dibutuhkan komitmen dan kemauan untuk meningkatkan atau meratakan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dengan melakukan revitalisasi sistem kesehatan dasar dengan memperluas jaringan yang efektif dan efisiensi puskesmas,peningkatan jumlah dan kualitas tenaga kesehatan atau revitalisasi kader PKK,pembentukan standar pelayanan kesehatan untuk kinerja sistem kesehatan yang komperehensif,serta memperbaiki sistem informasi pada semua tingkatan pemerintah.
Dari banyak kasus yang terjadi di banyak daerah,jelas bahwa puskesmas memiliki pencitraan yang rendah pada saat sekarang,terutama jika dilihat dari sarana,puskesmas tidak memilki fasilitas yang lengkap walaupun sudah mendapat dana dari dinas kesehatan.
Selain itu dari semua masalah yang muncul persoalan pertama yang harus diatasi adalah masalah manajemen puskesmas dengan cara penempatan SDM kesehatan yang memiliki kemampuan manajemen yang mumpuni, sehingga tidak terkendala dalam penjabaran fungsi-fungsi Puskesmas yang terintegrasi dengan visi dan misi pembangunan kesehatan.
Semua program puskesmas dengan manajemen yang sudah di perbaiki terlebih dahulu tersebut, yang selanjutnya harus dilaksanakan dengan mengutamakan prinsip-prinsip non-diskriminatif, partisipatif dan berkelanjutan. Artinya, kita harus membuka akses seluas-luasnya kepada masyarakat tanpa kecuali untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. dengan mengutamakan upaya pereventif, promotif, tanpa harus mengabaikan upaya rehabilitatif dan kuratif.
Kepada masyarakat, tetap kita berharap mereka memelihara dan menjaga perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebagai upaya prioritas yang harus dibudayakan, sehingga kita berharap fungsi-fungsi Puskesmas lebih fokus kepada upaya preventif dan rehabilitatif.
Namun sebagai upaya kita untuk mendekatkan dan membuka akses pelayanan kesehatan dasar seluas-luasnya yang bersifat kuratif dan rehabilitatif, setiap hari kerja baik di Puskesmas Perawatan dan Non Perawatan, kita memiliki petugas yang siap melayani. Karena itu masyarakat tidak perlu ragu untuk datang, baik itu melakuakan pemerikasaan kesehatan, pengobatan maupun konsultasi masalah kesehatan yang mereka hadapi.

 
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dari uraian di atas, maka dapat diambil kesimpulan yakni puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan yang paling dekat dengan masyarakat, belum mampu menjalankan visi dan misinya sebagai ujung tombang pembangunan kesehatan masyarakat Indonesia. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya semakin rendahnya sopan dan santun tenaga kesehatan yang tersedia di puskesmas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, sehingga mereka enggan untuk berobat ke puskesmas, serta adanya anggapan masyarakat bahwa penanganan di puskesmas terkesan seadanya, karena kurangnya ketersediaan alat dan dokter ahli yang siap sedia di puskesmas. Dua hal krusial tersebut menjadikan puskesmas belum dapat memenuhi visi dan misinya. Solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut, dimulai dari pembenahan manajemen puskesmas, jika hal ini bisa di atasi maka masalah yang lain akan ikut terselesaikan.

3.2 Saran
            3.2.1 Saran untuk pembaca
                        Untuk pembaca makalah ini, penulis harapkan agar pembaca dapat membantu tercapainya visi misi puskesmas demi meningkatkan derajat kesehatan Indonesia, mungkin dengan membaca makalah kami ini, pembaca bisa menyebarkan kepada seluruh sanak saudara tetangga dan teman agar tidak menyepelekan layanan di puskesmas. Bukanlah hal yang tidak mungkin puskesmas akan menjadi jauh lebih baik dengan dukungan dan partisipasi masyarakatnya sendiri.
           

3.2.2 Saran untuk penulis selanjutnya
                        Untuk penulis selanjutnya, semoga makalah ini dapat dijadikan sebuah acuan atau referensi untuk pembuatan makalah tentang masalah pelayanan kesehatan primer agar menjadi lebih baik dan sempurna. Mengingat banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini, penulis selanjutnya hendaknya dapat memperoleh bahan dan sumber yang lebih akurat.

DAFTAR PUSTAKA

Satrianegara, M. Fais. Buku Ajar Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika, 2009.
Wijono, Djoko. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Surabaya: Airlangga University Press, 2000.

No comments:

Post a Comment